Masa SMA

Masa SMA adalah masa yang paling indah, sulit dilupakan, dan penuh kenangan", begitu kata kebanyakan orang.
Gue masuk SMA tahun 2013. SMA Negeri yang ga jauh dari rumah gue tetep menjadi pilihan utama. Alih-alih gue mencari SMA yang bergengsi, tetep aja gue milih yang deket daripada yang jauh. "Toh di manapun tempatnya, yang penting sekolah", pikir gue waktu itu.
Masa SMA gue dilewati dengan penuh drama. Salah satunya, gue pernah jatoh dari motor (gara-gara ngebut cuma karena takut telat pas lagi pekan ulangan) dan ngerem mendadak karena ada kerumunan sapi di jalan yang biasa gue lewatin menuju sekolah. Untungnya, seorang ibu, sapi-sapi di depan gue, beserta motor kesayangan  ga kenapa-kenapa. Sedihnya, gue yang jadi kenapa-kenapa. Sepatu gue bolong, badan gue memar-memar. Yang penting: semua aman.
Selain dimarahin guru, ga ngerjain pr, dan masalah-masalah sama temen, pasti ada hal yang lebih menyentil, yaitu 'Cinta'. Ah, di umur segitu tau apa sih gue tentang cinta.
Parahnya, gue pernah nolak cinta seseorang. Bodohnya, gue malah memulai cinta bersama orang lain.
Gini, gue ga pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis semasa di bangku SD-SMP. Bukan karena gue ga pernah suka sama orang lain, cuma ga mau aja. Takut ketauan orang tua dan buang-buang waktu.
Sayangnya, prinsip yang gue pegang ga bertahan sampe SMA. Akhirnya, gue kabablasan menjalin komitmen dengan temen kelas gue. Menjalin hubungan tapi ga mau pake title 'pacaran'. Padahal, sebelum gue menjalin hubungan dengan dia, gue pernah merasakan diperjuangkan habis-habisan sama kakak kelas dan berakhir gitu aja ketika gue bilang: "Aku ga mau pacaran ka, kita jadi kakak ade aja. Jangan sama-samain aku sama mantan kakak yang dulu lagi ya."
Bagi gue, keputusan yang diambil udah tepat banget. Karena gue ga mau ngasih harapan lebih ke seseorang dan waktu itu pun dia menduduki jabatan penting di salah satu organisasi keislaman.  Mungkin dia kecewa sama keputusan gue, tapi gue yakin itu udah yang terbaik untuk kita (yang kebetulan punya tanggal ulang tahun yang sama).
Gue, yang takut ketauan orang tua karena punya hubungan sama lawan jenis memilih untuk ngumpet-ngumpet, mikir dulu kalo mau dianter pulang, dan paling ga suka diajak jalan-jalan. Ga cuma sama orang tua, bahkan di depan temen-temen gue pun seperti itu. Gue ga menunjukan "kita nih" sedang menjalin hubungan. Tapi gue berpikir, "Kita kalo sama-sama sayang, yaudah komitmen aja, ga perlu diumbar-umbar dan ga perlu ada status juga."
Untuk apa status kalo ujungnya putus, untuk apa diumbar tapi kita bertengkar, untuk apa dibanggakan kalo akhirnya memilih untuk meninggalkan.
Oke, kalo ditanya kapan gue suka sama orang ini, gue ga tau. Mungkin lebih tepatnya nyaman. Nah, akhirnya malah berlanjut deh. Hmm. Seperti yang kalian duga, awal-awal pasti manis, tapi ujungnya pahit juga haha. (Lebih baik ga usah deh ya hehe)
Sebenernya, kalo kita lihat dari persepsi yang lebih luas, masa SMA itu jauh lebih indah dari sekedar cinta-cintaan. Dimana, pada masa ini kita diajarkan untuk lebih berpikir kritis, sebelum pada akhirnya kita melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Kita juga belajar gimana menjadi pribadi yang lebih mandiri, saling menghargai, menghormati, dan bersosialisasi dengan baik.
Masa SMA sering dikaitkan dengan 'Masa Pencarian Jati Diri".
Kalo kata bung Fiersa, "Jati diri itu dibentuk bukan dicari". Gue setuju sama dia. Jadi menurut gue, bentuklah jati diri kalian mulai dari SMA. Bergaullah dengan orang-orang yang baik. Ga selalu anak SMA itu identik dengan pemberontakan kan?
Ga bisa dipungkiri, kecanggihan teknologi semakin hari semakin mutakhir. Kalo kita ga bisa menggunakan dengan baik, kita akan menjadi korban. Namun sebaliknya, kalo kita bisa memanfaatkan dengan bijak, kita akan menjadi yang terdepan. It's your choice!
Jadi, lebih baik buat prestasi jangan cuma cari sensasi. Berubah menjadi pribadi yang lebih baik memang sulit, namun lebih sulit jika kamu sudah nyaman berada pada posisimu yang sekarang.
Buat kalian yang udah terlanjur punya masa lalu yang 'kelam', bangkitlah. Jangan takut akan sebuah perubahan. Jangan nyari pasangan demi alasan agar membuat kamu berubah menjadi seseorang yang senang menebar kebaikan. Kalo mau jadi orang baik, niatlah atas nama Tuhanmu, bukan semata-mata untuk orang lain agar ia mencintai dirimu.
Cintailah Tuhanmu, melebihi cintamu pada dirimu. Karena kamu bukan pemilik, kamu hanya seseorang yang diamanahkan.
Jadi, semangat untuk berubah ya. Buat masa SMA-mu menjadi masa yang sulit dilupakan dengan hal-hal positif. Lakukan yang kamu suka, selagi ga buat dosa. Syukui setiap prosesnya, maka kamu akan menikmati hasilnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narrative Text : Reward For A Glass Of Milk Story

[Lirik Lagu] The One – 겨울사랑 (Winter Love)/(OST That Winter, The Wind Blows)

Gue = Aku