Be Brave or Never Try
Kamis lalu gue memutuskan untuk apply internship di ruangguru. Awalnya gue ragu, tapi gue putuskan untuk mencoba.
Lebih baik mencoba, daripada tidak sama sekali. Setidaknya diri ini sudah berani berusaha. Entah apa yang akan Allah takdirkan. Semoga harapan akan berganti dengan kenyataan. Tapi, aku mengerti bahwa kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan. Jika menurut aku baik, belum tentu menurut Allah baik. Jadi, aku hanya bisa memasrahkan kepada-Nya setelah ikhtiar dan do’a. Biar kuasa-Nya yang berandil.
Awal gue tau kalo ruangguru buka program internship adalah ketika gue ngestalk akun CEO ruangguru (@belvadevara). Pada satu waktu, gue ga sengaja liat postingan kak Belva mengenai internship program ruangguru. Tapi first comment gue waktu itu adalah “Ah sayang banget, programnya udah lewat.” Setelah itu, gue hanya bisa berandai kalo program internship akan dibuka lagi tahun ini.
Suatu ketika, seorang teman mengirim pesan ke gue. “Din kalo punya info part-time kasih tau gue ya”, begitu isi pesannya. Gue dengan sigap langsung membalas, “Gue aja lagi nyari. Gimana kalo kita nyari kerjaan bareng aja?”
Gue yang merasa sebagai penganguran karena libur kuliah yang amat sangat panjang yaitu 2,5 bulan, mempunyai keinginan untuk mengisi liburan, bukan piknik atau sebagainya, tapi ‘Kerja!‘ Perlu gue akui bahwa cari kerja untuk kisaran jangka waktu yang pendek memang susah. Kebanyakan, para pencari kerja menginginkan karyawan tetap, bukan cuma menerima mahasiswa yang ingin mencari pekerjaan lalu dapat penghasilan dikarenakan liburan yang kelamaan. Dan, hal ini pun gue buktiin.
Pada hari Minggu lalu, gue dan teman gue membulatkan tekad untuk mencari pekerjaan. Diluar dugaan, ternyata daerah yang kita sambangi waktu itu banyak sekali yang memasang info ‘Lowongan Kerja’ di depan toko-toko mereka.
Akhirnya, kita memutuskan untuk masuk ke sebuah toko busana muslim dan bertanya kepada pemilik toko. Ternyata memang benar, pihak toko sedang mencari pekerja. Setelah berbasa-basi, sang pemilik berkata, “Iya bener ko di sini lagi buka loker, bawa aja semua temennya.” Wah seneng banget dong gue. Tapi setelah gue jelasin kalo gue ini mahasiswa dan hanya bisa bekerja kisaran 1-1,5 bulan, si pemilik pun menolak.
Karena hari yang sudah mulai mendekati waktu maghrib, akhirnya kita memutuskan mencari masjid untuk sholat. Ketika di masjid, gue yang masih penasaran ini terus mencari-cari info lowongan kerja di internet. Dan, gue penasaran dengan ruangguru. Alhasil, gue search di laman pencarian google. Waaah… ternyata ruang guru membuka program internship untuk tahun ini, malah sudah dimulai dari beberapa bulan sebelumnya.
Karena perasaan yang menggebu-gebu, akhirnya gue memutuskan untuk langsung apply saat itu juga. Bodohnya, gue ga kepikiran kalo sampe harus upload CV dan memenuhi persyaratan lain. Laman ruangguru pun gue close. Berharap masih ada kesempatan.
Hari itu, gue ga mendapatkan pencerahan dari keinginan gue untuk bekerja. Tapi gue masih terus kepikiran dengan program internship ruangguru. Awalnya gue selalu menyerah dan berkata pada diri sendiri, “Ah buat masuk ke ruangguru pasti susah. Seleksinya cukup ketat. Gue bisa apa coba? Bikin CV aja belum pernah. Gue ga punya portofolio dan pengalaman berorganisasipun amat minim.”
Setelah batin ini terus mengalami up and down, akhirnya gue putuskan untuk membuat CV dan mengupload hasil design dan foto-foto dari hasil memotret gue ke google drive sebagai bahan portofolio. Gue bergeming dalam hati, “Untung gue pernah ikut volunteer fotografi sewaktu acara Asia Africa Week (setidaknya itu mendukung) dan design yang gue buat satu tahun lalu sebagai ide gila gue untuk membuat bisnis -namun akhirnya tidak pernah terealisasikan- akhirnya terpakai untuk bahan portofolio.”
Setelah CV dan bahan portofolio rampung, gue akhirnya mengklik “Apply” pada laman internship.ruangguru.com. Sebelum mengisi formulir online, gue ga lupa untuk berdo’a kepada sang Pemilik Jagat Raya.
Jika memang ini adalah jalan dan jawaban atas do’a-do’a yang selalu kulangitkan, aku akan bersyukur karena aku tidak pernah membayangkan bisa melangkah sejauh ini. Namun, jika bukan ini yang terbaik untukku, aku akan tetap bersyukur karena aku telah berani melangkah dan mencoba walau sulit. Pun aku tahu bahwa Allah adalah penulis skenario terbaik. Aku yakin itu.
Komentar
Posting Komentar